Selasa, 14 September 2010

Puisi_Puisi_Ngetop

SIKAP
Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan
Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.
Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.
Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi
Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.
Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.
Akhirnya: Seluruh pilihan terletak di tangan Anda, tidak ada JIKA atau TETAPI. Andalah pengemudinya. Andalah yang menentukan JALAN HIDUP ANDA…!


JALAN_SUKSES

Jalan menuju NEXT LEVEL tdk selalu lurus…
ada tikungan bernama
KEGAGALAN…
Ada bundaran bernama
KEBINGUNGAN…
Tanjakan bernama
TEMAN…
Lampu merah bernama
MUSUH…
Lampu kuning bernama
KELUARGA…
Engkau akan mengalami
ban PECAH…
itulah PROSES…
tapi jika engkau membawa
ban
serep bernama
TEKAD…
Mesin bernama
KETEKUNAN…
Asuransi bernama
PERCAYA…
Penolong bernama
TUHAN…
Kau akan sampai di daerah yang
disebut…
KELULUSAN…

SETELAH_KAU_PERGI
Setelah Kepergianmu, Hatiku Terasa Pilu… Banyak Kenangan Terindah Yang Tak Bisa Kulupakan, Apakah Semua Itu Akan Terulang Kembali…? Pujaanku Kau Tetap Dihatiku Selalu… Perasaanku Tetap Sama Seperti Dulu… Apakah Kamu Merasakan Hal Yang Sama…?
Dan
Kau Harus Tahu… Bahwa Aku Akan Tetap Menunggu Kedatanganmu… Selalu Dengan Hati Yang Berbunga-Bunga…

Berikut ini adalah beberapa Puisi-Puisi Umbu landu Paranggi

Sajak Kecil
I
Dengan mencintai
Puisi-puisi ini
Sukma dari sukmaku
Terbukalah medan laga
Sekaligus kubu
Hidup takkan pernah aman
Kapan dan di mana pun
Selamanya terancam bahaya
Dan kebenaran sunyi itu
Penawar duka bersahaja
Selalu risau menggembara
Mustahil seperti misteri
Bayang-bayang rahasia
Bayang-bayang bersilangan
Bayang lintas bayang
Pelintasanku
II
Dengan mempercayai
Kata kata kata
Yang kutulis ini
Jiwa dari jiwaku
Jadilah raja diraja
Sekaligus budak belian
Sebuah kerajaan
Purbani
Lebih dari napasku
Bernama senantiasa
Nasibmu
Umbu landu peranggi
Ibunda Tercinta
Perempuan tua itu senantiasa bernama:
Duka derita dan senyum yang abadi
Tertulis dan terbaca, jelas kata-kata puisi
Dari ujung ranbut sampai telapak kakinya
Perempuan tua itu sentiasa bernama:
Korban, terima kasih, restu dan ampunan
Dengan tulus setia telah melahirkan
Berpuluh lakon, nasib dan sejarah manusia
Perempuan tua itu senantiasa bernama:
Cinta kasih sayang, tiga patah kata purba
Di atas pundaknya setiap anak tegak berdiri
Menjangkau bintang-bintang dangan hatinya dan janjinya.
1965
Melodia
Cintalah yang membuat diri betah untuk sesekali
Bertahan
Karena kehidupan pun sanggup merangkum duka gelisah
Kehidupan
Baiknya mengenal suara sendiri dalam mengarungi
Suara-suara luar sana
Sewaktu-waktu berjaga dan pergi, membawa
Langkah ke mana saja
Karena kesetiaanlah maka jinak mata dan hati
Penggembara
Dalam kamar berkisah, taruhan jernih memberi arti
Kehadirannya
Membukakan diri, bergumul dan menyeri hari-hari
Tergesa berlalu
Meniup deras usia, mengitari jarak dalam gempuran
Waktu
Takkan jemu napas bergelut di sini, dengan sunyi
Dan rindu menyanyi
Dalam kerja berlumur suka-duka, hikmah pengertian
Melipur damai
Begitu berarti kertas-kertas dibawah bantal,
Penanggalan penuh coretan
Selalu sepenanggungan, mengadu padaku dalam
Manja bujukan
Rasa-rasanya padalah dengan dunia sendiri manis,
Bahagia sederhana
Di rumah kecil papa, tapi bergelora hidup kehidupan
Dan jiwa
Kadang seperti terpencil, tapi bergairah bersahaja
Harapan dan impian
Yang teguh mengolah nasib dengan urat biru di dahi
Dan kedua tangan

Solitude
dalam tangan sunyi
jam dinding masih bermimpi
di luar siang menguap jadi malam
tiba-tiba musim mengkristal rindu dendam
dalam detik-detik, dalam genggaman usia
mengombak suaramu jauh menggema
menggigilkan jemari, hati pada kenangan
bayang-bayang mengusut jejakmu, mendera kekinian
seberkas cahaya dari menara waktu
menembus tapisan untung nalang nasibmu
di luar tiba-tiba angin, lalu gerimis berderai
dalam gaung kumandang bait demi bait puisi

Sabana
memburu fajar
yang mengusir bayang-bayangku
menghadang senja
yang memanggil petualang
sabana sunyi
di sini hidupku
sebuah gitar tua
seorang lelaki berkuda
sabana tandus
mainkan laguku
harum nafas bunda
seorang gembala berpacu
lapar dan dahaga
kemarau yang kurindu
dibakar matahari
hela jiwaku risau
karena kumau lebih cinta
hunjam aku ke bibir cakrawala

Di Sebuah Gereja Gunung
lonceng kecil yang bertalu, memanggil-manggil belainya
di tengah kesunyian, minggu pagi yang cerah
mereka pun berduyunlah ke sana: warga petani dan gembala
dalam dandanan sederhana, bangkit dari kampung, lembah
bukit dan padang-padang sepi
hidup dan kehidupan mereka di tanah warisan itu, telah terpanggil
dan lonceng gereja lalang di lereng gunung itu menuntun setia
dalam galau kesibukan mereka sehari-hari tak pernah lupa
panggilan minggu: di sini mereka, dalam gereja lalang dan bambu
—berpadu memanjat doa dan terima kasih bagi kehidupan
—bagi kebutuhan hari ini, hari depan datanglah ketenteraman
—di antara sesama, pada malapetaka menimpa dunia ini
—pertikaian peperangan, damailah di surga di bumi ini: mazmur mereka
keyakinan yang telah terpatri, bersemi, tak terikat ruang dan waktu
juga dalam gereja lalang ini, terpencil jauh dan sunyi
jauh dari genteng, kegaduhan listrik serta deru oto
tak mengenal surat kabar, jam radio ataupun televisi
tapi keyakinan, pegangan mereka adalah harapan dan kerinduan yang samamentari dan bulan yang bersinar di mana pun—
dan tuhan mendengar seru doa mereka


Percakapan Selat
Pantai berkabut di sini, makin berkisah dalam tatapan
Sepi yang selalu dingin gumam terbantun di buritan
Juluran lidah ombak di bawah kerjap mata, menggoda
Dimana-mana, dimana-mana menghadang cakrawala
Laut bersuara di sisi, makin berbenturan dalam kenangan
Rusuh yang sampai, gemas resah terhempas di haluan
Pusaran angin di atas geladak, bersabung menderu
Dimana-mana, dimana-mana mengepung dendam rindu
Menggaris batas jaga dan mimpikah cakrawala itu
Mengarungi perjalanan rahasia cintakah penumpang itu
Namun membujuk jua langkah, pantai, mega lalu burung-burung
Mungkin sedia yang masuk dalam sarang dendam rindu
Saat langit luputkan cuaca dan laut siap pasang


Kata, Kata, Kata
Kenangkanlah gumam pertama
Pertemuan tak terduga
Di suatu kota pantai
Di suatu hari kemarau
Di suatu keasingan rindu
Di suatu perjalanan biru
Kenangkanlah bisikan pertama
Risau pertarungan kembara
Duka percintaan sukma
Rahasia perjanjian sunyi
Kenangkanlah percakapan pertama
Gugusan waktu, napas dan peristiwa
Mungkin hanya angin, daun dan debu
Pesona terakhir nyanyian sajakku


Sobat, hari ini kau akhiri masa lajangmu, 
ingin rasanya ku bisa hadir di hari bahagiamu
 
namun ruang dan waktu memisahkan kita saat ini,
 
maaf sobat, hanya selembar surat dan beberapa patah kata,
 
pengobat rindu, kenangan muda kita dulu
Oh ya, satu pesanku,
Kelak ketika hadir buah hatimu, 
Jangan didik anak laki-laki mu
 
Untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan
 
Ajari dia untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan
Jangan larang anak laki-laki mu jika ia menangis 
Dan
jangan katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng
 
Ajari dia untuk mengenali dan menerima perasaannya
 
Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah
 
Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya
 
Dan
jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya
Jangan didik anak perempuanmu… 
Bagaimana menjadi cantik
 
Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya
Jangan larang anak perempuanmu… 
Jika ia ingin melompat, berlari, dan memanjat
 
Jika ia suka menjelajah dan mengutak-atik benda kecil di rumah
Jangan kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang
 
Karena
jiwanya ingin bebas jadi dirinya sendiri
 
Dan
juga rasa ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan
 
Kau kekang, bonsai dan rusak sejak dini
Isilah rumahmu… 
Dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan
 
Bukan dengan harta, kecantikan, gelar, dan kekuasaan
Bagikanlah kepada anakmu laki-laki dan perempuan 
Keindahan menikmati mentari pagi
 
Kehangatan rasa ketika menggenggam pasir
 
Kemesraan seekor kupu-kupu yang hinggap di atas bunga
 
Dan
merdunya suara tetes-tetes hujan
Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan… 
Pancarkan terus rasa ingin tahunya,
 
Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca
 
Ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku
Jika kau ingin anakmu penuh kasih… 
Tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama
 
Karena
kata-kata tak akan mampu membuatnya mengasihi
 
Jika ia tak pernah merasakan cinta darimu
Karna untuk anakmu… 
Engkau adalah teladan yang utama
 
Tak perlu banyak kata, tiada perlu jutaan nasihat
 
Jika kau ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan…

dari sobat kecilmu
Benny_Souripet
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama   sekali

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.
Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.
Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup
Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat
Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul
Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan
Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan
Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.
Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,
Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !
  • Life is a gift
  • Live it…
  • Enjoy it…
  • Celebrate it…
  • And fulfill it.
Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu
Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan
Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
Mereka cantik/tampan karena anda mencintainya, ,,
It’s true you don’t know what you’ve got until it’s gone, but it’s
also true You don’t know what you’ve been missing until it arrives!!!!!

-------------------------------------------------------------------------------------------------




Tidak ada komentar:

Posting Komentar